Ngobrolin #10: In the Mouth of Madness (1994)


Genre film ini adalah lovecraftian horror yaitu sub genre dari horror yang dipopulerkan oleh H. P Lovecraft. Lovecraftian horror berfokus kepada rasa takut terhadap hal- hal yang tidak kita mengerti, hal- hal yang berada diluar pemahaman manusia. Tidak jarang kisah- kisah tersebut memiliki monster yang berada di dimensi yang berbeda dari dunia kita atau bisa mengakibatkan kegilaan jika manusia melihat wujudnya atau sekedar mendengar suaranya.

Jika Darkman adalah adaptasi dari komik yang tidak pernah ada, maka In the Mouth of Madness merupakan adaptasi dari cerita karangan H.P Lovecraft yang tidak pernah ada. Bahkan film ini mungkin salah satu lovecraftian horror terbaik saat ini. Sebagian besar adaptasi dari karya Lovecraft hanya terbatas pada Shadow over Innsmouth yang menyamar sebagai Call of Cthulhu dengan shoggoths digantikan oleh cthulhu dan deep ones digantikan oleh orang- orang yang beraliran sesat. In the Mouth of Madness terasa lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan konsep dari lovecraftian horror di era modern.

Tiga film dari John Carpenter yaitu, The Thing, Prince of Darkness dan In the Mouth of Madness sering disebut sebagai "Apocalypse Trilogy". Ketiga film tersebut tentunya tidak mempunyai narasi yang saling tersambung, namun mereka mengangkat tema yang sama yaitu sebuah awal dari akhir dunia. Dari ketiga film tersebut mungkin film ini yang paling unik dalam memainkan tema akhir dunia. Penggunaan hiburan sebagai 'gerbang' kehancuran umat manusia serta sindiran terhadap Stephen King merupakan salah satu elemen terbaik dari film ini. Sayangnya konsep tersebut tidak dieksekusi dengan baik, jika film ini sedikit lebih memainkan dua elemen tersebut contohnya dengan menambahkan sedikit satir mungkin film ini akan lebih diingat.

Mungkin film adalah yang paling lemah diantara Apocalypse Trilogy karya John Carpenter. Sangat disayangkan memang, mengingat film ini memiliki banyak scene yang sangat mengesankan seperti scene dimana agen dari Shutter Cane menyerang John Trent (Sam Neil) di rumah makan, atau scene anak- anak yang bermain sepeda dalam kegelapan. John Carpenter mungkin tidak akan pernah lagi menyutradarai sebuah film, namun jika ia memutuskan untuk kembali ke kursi sutradara, gue sangat berharap dia kembali membuat film seperti ini.

Comments