Ngobrolin #15: Die Hard (1988)


Die Hard sebagai film aksi tahun 80an mungkin salah satu yang terasa paling modern untuk jamannya. Saat aksi dalam dekade tersebut dikuasai oleh film mengenai perang, Die Hard lebih memilih latar yang lebih relateable sampai ke dekade- dekade berikutnya. Era ini juga menjadi zaman keemasan untuk John McTiernan sebagai sutradara,ia menyutradari antara lain Die Hard, Predator dan The Hunt for Red October.

Jika dibandingkan dengan film aksi lain pada era tersebut, Die Hard terasa sangat realistis walaupun tidak mengatakan banyak. Premis dari filmnya sangat simpel, seorang polisi yang berasal dari New York ingin menikmati liburan dengan keluarganya di California, namun akhirnya malah terjebak di dalam sebuah gedung dengan sekawanan terroris.

Die Hard menggunakan konsep klasik dari sebuah cerita yaitu ordinary man in a extraordinary situation, orang biasa dalam situasi yang luar bisa. John McCLane (Bruce Willis) bukanlah pahlawan super, ia hanya seorang polisi biasa yang ketebulan terjebak dalam keadaan yang luar biasa. Ia bukanlah pahlawan aksi yang setiap hari membunuh terroris seperti karakter yang sering digambarkan dalam film action. Bahkan McClane membutuhkan bantuan emosional dari polisi lain yang ditugaskan lewat radio.

Beberapa elemen dari film John McTiernan sebelumnya yaitu Predator terbawa ke dalam film ini, karakter utama dan antagonisnya tidak saling bertatap muka dan berhadapan langsung di sebagian besar durasi film, mereka bahkan tidak mengenal wajah satu sama lain. Bedanya karakter utama kita di film ini adalah sang pemburu yang mengendap- endap sambil menghabisi targetnya satu demi satu. Dialog antara Hans dan McClane lewat radio adalah hal yang paling gue nikmati dalam film ini. Bagaimana mereka mengecoh satu sama lain hanya dengan bertukar kata- kata sangat menarik perhatian.

Film ini adalah salah satu awal karir Bruce Willis dalam dunia aksi, sehingga ia masih sangat berusaha keras dalam aktingnya, tidak seperti di sekuel- sekuel dari film ini.

Comments