Ngobrolin #3: Invader From Mars (1986)


Invader From Mars merupakan film karya Tobe Hooper tepat setelah Lifeforce. Hal tersebut menjadi satu- satunya alasan gue berani menyentuh film ini. Masih dengan lineup yang sama Tobe Hooper sebagai sutradara, Dan O'Bannon dan Don Jakoby menulis naskah, special effect oleh John Dykstra bersama dengan Stan Winston yang sebelumnya bekerja sama dengan John Carpenter membuat salah satu film favorit gue yaitu The Thing. Satu hal penting yang perlu diketahui adalah film ini merupakan remake dari film tahun 1953 dengan judul yang sama. Hal tersebut sangat berpengaruh kepada penilaian gue terhadap film ini.

Sepertinya akan susah membahas film ini tanpa masuk ke spoiler teritory karena permasalahan terbesar gue terletak pada ceritanya. Jika menggunakan analogi, gue akan menjelaskan film ini seperti nuttela yang dijepit oleh 2 roti yang hampir basi. 

Roti pertama adalah premis, anak- anak menemukan sesuatu yang hampir tidak bisa dipercaya lalu mencoba meyakinkan orang dewasa namun mereka tidak percaya terhadap anak tersebut sehingga si anak harus menyelamatkan dunia sendirian atau dengan bantuan anak lain mungkin merupakan salah satu premis yang sangat gue hindari saat memilih film. Saat gue sudah tidak cocok dengan premisnya, menonton film bisa lebih membosankan daripada menonton sinetron. 

Roti kedua adalah ending. 'Ini semua hanya mimpi' membuat seluruh film tidak memiliki konsekuensi kepada karakternya, terlebih lagi jika film tidak memberikan ambiguitas kepada ending tersebut. Sebenarnya ending tidak mengejutkan sama sekali karena merupakan ending yang sama seperti film originalnya. Namun gue rasa sebuah remake tidak perlu memiliki akhir yang sama dengan film aslinya. 'Pembelokkan' ending bisa menjadi senjata rahasia sebuah remake untuk melampaui yang original. 

Nuttela ditengah roti tersebut adalah special effect. Stan Winston dan John Dykstra menjadi bintang utama dibalik layar pembuatan film ini. Banyak yang tidak suka dengan desain alien di film ini, memang terlalu komikal dan menghilangkan kesan horror yang dibangun sejak bagian pertama. Namun, nuansa horror memang sudah hilang di paruh kedua bahkan sebelum alien muncul di depan kamera.

Secara keseluruhan film ini mungkin 60-70% masih dapat ditonton, hanya bagian awal dan akhir saja yang sangat mengganggu. Pecinta practical effect akan sangat dimanjakan pada bagian kedua film ini. Namun jika anda mencari horror atau cerita yang menarik maka film ini mungkin akan sangat membosankan

Comments