Ngobrolin #35: Pulp Fiction (1994)


Pulp Fiction merupakan sebuah film yang disutradari dan ditulis oleh Quentin Tarantino. Saat di era 90-an para sutradara sibuk dengan cgi dan efek maha dahsyat, Tarantino justru mengadirkan sebuah film yang sederhana namun sangat mewah. Dengan Budget kurang dari 10 juta dollar film ini dapat meraih untung lebih dari 20 kali lipatnya.

Alur cerita dalam film ini sangat unik dan menarik untuk dibahas. Pulp Fiction tidak menggunakan bentuk alur yang tradisional, melainkan kisah di dalamnya disajikan dalam bentuk cerita- cerita pendek dengan karakternya masing- masing. Alurnya pun dibuat tidak lurus atau linear, kisah pertama bisa bertempat setelah akhir kisah ketiga, kisah kedua bisa saja berkahir menjadi awal kisah pertama dan begitu seterusnya. Awalnya memang tidak terlihat menyambung, namun semakin lama kita menonton film ini maka semakin cerita tersebut berkaitan satu sama lain. Bisa dibilang Pulp Fiction adalah sebuah mini cinematic universe.

Karakter- karakter dalam film ini selalu memikat hati saya. Mereka seperti hidup dengan sifat yang berbeda- beda. Duo Vincent yang digambarkan sebagai orang yang easy going dan Jules yang sedikit kaku dan berpendirian teguh mungkin dua karakter yang paling ikonik dalam film ini. Film ini memiliki unsur satir yang digambarkan dalam permasalahan- permasalahan yang dialami para karakternya. Jules dan Vincent yang digambarkan sebagai gangster profesional malah tidak sengaja membunuh orang. Wallace, seorang bos mafia yang kejam justru mengalami pelecehan seksual. Uniknya adegan- adegan tersebut justru menarik tawa dari penontonnya.

Untuk saya film ini merupakan masterpiece dari Tarantino. Hampir semua film karyanya telah saya tonton, namun ada suatu daya tarik yang selalu membuat saya kembali ke film ini. 

Comments