Season 1 Episode 3- Mr. Denton on Doomsday
Kali ini Rod Serling membawa kita jauh ke masa lalu, tepatnya di era western. Al Denton(Dan Duryea), seorang mantan penembak jitu terkenal yang kini justru menjadi pemabuk di kotanya. Ia menjadi sasaran empuk penindasan para penembak jitu lain, salah satunya adalah Dan Hotaling(Martin Landau). Sampai suatu hari Al menemukan sebuah pistol yang tergeletak di jalan. Mengetahui hal tersebut, Dan lansung menantang Al berduel, namun ia dikalahkan dengan tidak sengaja oleh Al. Berita kembalinya Al Danton sang penembak cepat pun langsung tersebar, sampai penembak jitu dari kota lain juga menantangnya. Masalahnya adalah Al sebenarnya sudah tidak bisa menembak lagi, sehingga dia menemui seseorang yang mengaku menjual segalanya, termasuk sebuah obat yang dapat membuat Al kembali menjadi penembak handal.
Mr. Denton on Doomsday mungkin lebih realistis dibandingkan dengan 2 episode sebelumnya. Namun seperti banyak fiksi bergaya western, episode ini juga memiliki tension atau ketengangan yang membuat saya tidak bergerak. Episode ini menceritakan mengenai kesempatan kedua, Al yang mengalami kejadian pahit dalam hidupnya tiba- tiba saja mendapat sebuah kesempatan untuk kembali menjadi seorang penembak jitu yang handal. Semua orang pasti pernah diberi kesempatan kedua, namun apakah kita dapat memanfaatkan kesempatan itu, kembali lagi kepada diri kita masing- masing
Season 1 Episode 4- Sixteen Millimeter Shrine
Berkisah mengenai seorang mantan aktor romansa terkenal bernama Barbara Jean Trenton. Sekarang ia telah 'berumur' dan karirnya makin meredup. Hidupnya dihabiskan dengan menonton film- film lama yang ia bintangi serta meminum alkohol secara berlebihan. Agennya Danny berusaha dengan keras untuk mencarikan Barbara sebuah peran dalam film, namun Barbara tidak mau berperan sesuai dengan umurnya, ia bersikeras untuk tetap ingin menjadi aktris utama dalam film romansa. Barbara dipaksa untuk menghadapi kenyataan bahwa dunia di sekitarnya telah berubah.
Episode ini mengajak kita untuk meninggalkan masa lalu kita, walaupun masa lalu tersebut terasa sangat indah. Barbara terjebak ilusi bahwa ia masih bisa menjadi aktris muda seperti yang ia rasakan 20 tahun yang lalu. Padahal hal tersebut merupakan fase yang sudah lewat, ia bisa saja kembali mendapatkan ketenaran dengan memerankan karakter- karakter yang lebih dewasa seperti para aktor di dunia nyata.
Comments
Post a Comment