Ngobrolin #53: Friday the 13th (1980)



Friday the 13th merupakan sebuah film besutan sutradara Sean S. Cunningham, sebelum menyutradari film ini mungkin karyanya yang paling dikenal adalah film karya Wes Craven yang berjudul The Last House on the Left, dimana dia menjadi produser. Uniknya, Sean tidak pernah menyutradari film horor sebelum ini, resumenya dipenuhi oleh film bergenre komedi.

Berkisah tentang sekelompok pemuda yang memperbaiki sebuah summer camp bernama Camp Crystal Lake yang sebelumnya ditutup karena berbagai insiden. Bahkan warga sekitar memberikan julukan tempat tersebut sebagai 'Camp Blood' karena sering memakan korban. Tanpa mereka ketahui, tempat tersebut akan mencari korbannya lagi.

Mungkin sangat klise untuk saya jika mengatakan bahwa film ini melahirkan genre slasher. Tapi tidak bisa diragukan lagi bagaimana Friday the 13th berkontribusi untuk genre tersebut. Salah satu kontribusi yang bisa saya bilang adalah mendorong slasher menjadi sebuah genre yang mainstream. Mungkin selama setiap minggu dekade 1980an, selalu ada film slasher baru karena kepopuleran film ini. 

Cerita dalam Friday the 13th sebenarnya biasa saja, kita tidak diajak untuk mengenal para karakter lebih dalam, jujur saya tidak bisa mengingat satu pun nama dari para karakter di film ini. Latar belakang dari pembunuhan tersebut juga kita ketahui lewat 1 atau 2 dialog yang hanya lewat saja. Namun cerita tersebut berubah dari biasa saja menjadi sangat menarik karena suatu twist yang terlupakan oleh zaman, bahkan untuk orang- orang yang sedikit familiar dengan franchise ini. Tapi apa pentingnya cerita untuk film seperti ini. Memang cerita bisa saja mendorong film apapun untuk menjadi lebih baik, namun penonton tentunya lebih mencari aksi pembunuhan yang sadis dan kreatif.

Film sangat to the point, kita sudah melihat kill pertama kurang lebih 10 menit di awal film. Setelah itu fokus berubah ke para karakter baru. Saat salah satu karakter terbunuh, saya sadar bahwa fungsi mereka di film ini hanyalah sebagai target dari karakter utama kita, yaitu si pembunuh. Ada satu metode membunuh yang menurut saya menarik di film ini, yaitu metode pembunuhan yang menguunakan panah. Selain itu metode yang lain mungkin terlihat menyeramkan di masanya, namun saat ini terasa standar.

Comments