Back to the Future memancing sebuah ingatan saat kita remaja, saat dimana kita hidup di dalam ilusi yang kita buat sendiri. Ilusi dimana kita percaya bahwa orang tua kita tidak pernah muda. Seakan- akan mereka lahir dan langsung dewasa seperti itu, tidak pernah berubah. Namun bukan seperti itu kenyataannya mereka pernah muda, mereka pernah remaja. Kita mengenal mereka seumur hidup kita, namun mereka telah memiliki kehidupan sebelumnya.Gue akan sangat bersyukur untuk bisa memiliki kesempatan seperti Marty McFly untuk bisa bertemu dengan versi remaja dari orangtuanya.
Bagian yang menyenangkan dari menonton kembali film ini adalah memperhatikan evolusi dari Hill Valley di masa lalu (1955) dan di masa kini (1985). Film ini banyak bermain- main dengan konsep penjelajahan waktu, bagaimana sebuah kota kecil bisa berubah dengan dramatis dalam waktu 30 tahun.
Cast dalam film ini sangat luar biasa, bukan cuma arahan dari Robert Zemeckis sebagai sutradara tapi juga akting dari pada aktornya.Di internet banyak beredar video Eric Stoltz sebagai Marty McFly sebelum digantikan oleh Michael J. Fox dan hal tersebut memberikan sensasi karakter yang sangat berbeda. Gue rasa versi Marty McFly yang diperankan oleh Eric pasti akan memukul Biff saat ia memarahi ayah Marty. Christopher Lloyd sebagai Doc Brown mungkin mad scientist favorit gue dari segala film. Hal yang paling gila dari akting di film ini adalah versi dewasa dan versi remaja dari banyak karakter seperti Biff dan kedua orang tua Marty diperankan oleh orang yang sama. Hal tersebut pasti membutuhkan effort luar biasa dari sang aktor.
Back to the Future merupakan salah satu film yang dapat ditonton berkali- kali tanpa bosan. Gue harap lebih banyak film komedi tentang time travel memberikan detil dan pengalaman yang diberikan film ini.
Comments
Post a Comment