Trilogi dalam sebuah film memang memiliki tempat khusus. Ada sebuah sihir yang membuat 3 seperti menjadi angka yang bulat untuk mengakhiri suatu saga atau kisah. Namun film ketiga dalam sebuah trilogi seperti memiliki kutukan yang membuatnya tidak sehebat dua film sebelumnya. Ada banyak film yang mengalami 'kutukan' tersebut seperti Spider- Man 3, Alien3, The Godfather part 3 dan X- Men the Last Stand. Bagi sebagian orang Back to the Future 3 juga mengalami 'kutukan' tersebut.
Berbeda dari 2 film sebelumnya yang bertempat di kota yang secara teknis merupakan kota yang sama, Back to the Future 3 berlatar 100 tahun sebelum era Marty McFly tepatnya di tahun 1885. Saat itu Hill Valley masih merupakan sebuah kota kecil di zaman Old West atau Wild West. Tentu rasa cinta gue terhadap film yang bertema Wild West mungkin membuat gue lebih menikmati film ini daripada orang lain.
Sayangnya film ini kurang bermain- main dengan paradoks seperti yang dilakukan film sebelumnya, konsekuensi dari petualangan Marty dan Doc Brown di dunia koboi sangat kecil dan bahkan banyak yang dihilangkan.Gue masih memikirkan bagaimana konsekuensi dari dua karakter utama kita membajak sebuah kereta api, bukankah hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan parah dalam alur waktu? Sebelumnya gue tidak pernah memikirkan mengenai konsekuensi- konsekuensi yang dapat ditimbulkan dalam seri film ini, namun hal terakhir tersebut sangat menganggu pikiran.
Hal terbaik yang dapat diberikan oleh film ini adalah ending yang bagus untuk para karakternya. Sangat berbeda dengan 2 film sebelumnya dimana dalam epilog selalu ditampilkan awal petualangan dari film selanjutnya. Back to the Future 3 benar- benar di desain sebagai penutup yang solid untuk mengakhiri kisah petualangan yang epik dari Marty McFly dan Doc Brown.
Comments
Post a Comment