Ngobrolin #42: Colour Out of Space (2019)

Richard Stanley saat ini mungkin lebih dikenal karena dipecat dari sebuah film bernama The Island of Dr. Moreau. Tentunya produksi film tersebut akan sangat menarik untuk dibahas, namun disini saya akan membahas film terbaru dari Stanley yaitu Colour Out of Space. Di adaptasi dari kisah karya H.P Lovecraft dengan judul yang sama, film ini berkisah tentang Keluarga Gardner yang memutuskan meninggalkan hiruk pikuk perkotaan untuk tinggal di pinggir danau di sebuah kota kecil bernama Arkham. Suatu hari sebuah meteor dengan warna yang tidak wajar jatuh di halaman rumah mereka. Keanehan- demi keanehan mulai muncul di rumah tersebut.

Karena saya tidak membaca review dari film ini, saya memiliki kesan yang sangat unik terhadap film ini. 10 menit pertama saya merasa film ini terasa sangat aneh, ada satu ketakutan dari dalam diri saya bahwa film ini akan gagal dalam menerjemahkan sebuah kisah dari H.P Lovecraft. Score yang sangat nyaring serta sebuah ritual menurunkan ekspetasi saya terhadap film ini. Namun setelah bagian tersebut, film ini benar- benar membawa saya tenggelam ke dalam ceritanya. 

Film ini mempunyai kemampuan visual yang luar biasa. Warna out of space digambarkan sebagai kombinasi antara magenta dan fuchsia tidak hanya berbentuk filter, namun terkadang terbang memenuhi layar. Entah mengapa film ini mengingatkan saya kepada Mandy, salah satu film yang juga dibintangi Nicholas Cage. Mandy juga menggunakan warna pink di beberapa bagian dalam film.

Kisah- kisah karya H.P Lovecraft memang dikenal mempunyai kesulitan tersendiri untuk diadaptasi, terutama yang berfokus kepada cosmic horror serta kegilaan yang mengikutinya. Namun Colour Out of Space berhasil menyampaikan kisahnya dengan baik. Jika anda penggemar H.P Lovecraft ataupun bukan, saya sangat merekomendasikan film ini. Tergantung dari kesuksesan secara finansial dari film ini mungkin kita sedang berada di awal era baru adaptasi sinema dari kisah- kisah Lovecraft.

Comments